KSP Dukung Perluasan Implementasi Local Currency Settlement Dalam Forum G20

Foto : Deputi III Kantor Staf Presiden (KSP), Panutan Sulendrakusuma

RAKYAT TODAY.ID _ JAKARTA  – Deputi III Kantor Staf Presiden (KSP) Panutan Sulendrakusuma mendukung langkah Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani untuk mendorong negara-negara G20 dalam mengimplementasikan skema Local Currency Settlement (LCS) atau perjanjian penggunaan mata uang lokal dalam transaksi dagang dan investasi. Menurut Panutan, LCS berperan penting dalam mempercepat pemulihan ekonomi Indonesia pasca pandemi COVID-19.

“Sebagai negara pemegang Presidensi G20, Indonesia perlu memberikan contoh dan menyerukan perluasan implementasi kebijakan LCS dalam mendukung pemulihan perekonomian pasca pandemi COVID-19, terutama bagi negara berkembang yang rentan terguncang dengan krisis ekonomi global,” kata Panutan.

Walapun begitu, menurut Panutan, masih banyak pelaku usaha yang belum menggunakan fasilitas LCS ini karena menganggap Dollar Amerika Serikat sebagai mata uang utama yang menguntungkan.

“Ini adalah tugas Pemerintah untuk terus mensosialisasikan LCS kepada pelaku usaha. Sehingga program LCS ini dapat dimanfaatkan dengan baik untuk mengendalikan volatilitas nilai tukar dan mendukung ekonomi negara,” lanjutnya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan pentingnya LCS mendukung program pemulihan ekonomi Indonesia dalam High Level Discussion, “Strategic Policy Framework to Enhance The Usage of Local Currency Settlement in Trade and Investment in Asia”, Rabu (16/2).

Ia menjelaskan Inisiatif bilateral beberapa negara untuk mengimplementasikan diversifikasi mata uang dan menggunakan LCS mampu mengurangi ketergantungan pada mata uang Dollar Amerika Serikat. Dalam kesempatan tersebut, Sri Mulyani juga mengapresiasi langkah Bank Indonesia yang telah mendorong implementasi LCS sejak 2018.

Sebagai informasi, Indonesia sudah memiliki perjanjian LCS dengan beberapa negara diantaranya Tiongkok, Jepang, Thailand dan Malaysia. Perluasan penggunaan LCS diharapkan dapat mendukung stabilitas Rupiah di pasar valuta asing domestik.

Selain itu, LCS juga memberikan manfaat kepada pelaku usaha diantaranya, biaya konversi transaksi yang lebih murah karena tidak perlu menukar mata uang ke Dollar dan tersedianya alternatif pembiayaan perdagangan dan investasi langsung dalam mata uang lokal.

Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo optimis transaksi LCS di tahun 2022 akan meningkat, setelah tumbuh signifikan di tahun 2021. Bank Indonesia juga akan merencanakan perluasan kerja sama LCS dengan beberapa negara lainnya. ( Parulian/Roy)

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.