
Rakyat Today.Id _ Merauke Papua – Setiap pagi hingga malam saat melintas di jalan Parako dan jalan Ahmad Yani sudah terlihat antrian panjang kendaran roda empat maupun roda enam di SPBU. Hal tersebut sudah menjadi perhatian masyarakat Merauke pasalnya untuk mendapat Bahan Bakar Minyak ( BBM ) mulai sulit bahkan terbilang langkah, di tambah lagi harga BBM yang naik , bahkan saat SPBU mulai di buka langsung di serbur oleh antrian sejak subuh,
Salah satu masyarakat yang tidak ingin di sebutkan identitasnya mengaku, merasa kesulitan mendapatkan BBM, bahkan bila sudah pukul 10.00 wit sampai pukul 02.00 wit untuk mendapatkan pertalite sudah tidak ada atau sudah kosong dan di arahkan oleh petugas SPBU untuk membeli pertamax. Masyarakat Merauke sangat mengeluhkan kelangkahan BBM itu, selain itu di duga banyaknya pengetab BBM yang sering bolak balik mengantri di SPBU. Sehingga kuoat untuk masyarakat umum selalui tidak terpenuhi.
“ Saya liat ada beberapa kendaran roda empat yang 1 hari bisa antri sampai 3, jadi setelah melakukan pengisian langsung di tab atau di pindahkan atau di timbun lalu balik lagi mengantri” ujar oknum masyarakat.
Sementara itu, penanggung jawab SPBU Ahmad Yani Amir saat di konfirmasi terkait antrian panjang mengatakan bahwa setiap hari SPBU di batasi dan hanyak mendapat jatah sebanyak 8 ton perhari sesuai dengan peraturan penggunaan solar bersubsidi karena mengacu surat edaran BPH Minggas No.3865 E/KA,PBH/2019 tentang pengendalian kuota JBT tahun 2019
Dijelaskan, Jumlah pengambilan solar bersubsidi angkutan barang roda empat maksimal volume pembelian sebanyak 30 liter perhari , angkutan barang roda enam maksimal volume pembelian sebanyak 60 liter perhari dan kendaraan peribadi maksimal volume pembelian sebanyak 20 liter perhari. Dari aturan tersebut sudah jelas, bahwa SPBU hanya melayani 8 Ton perhari.
Untuk harga BBM yaitu Bio solar seharga Rp.5.150,Deslite seharga Rp.13.250,Pertalite Seharga Rp.7.650,Pertamax seharga Rp. 12,750 .
Namun terkait adanya kendaraan yang ngetab- ngetab BBM , pihak SPBU tidak mengetahui namun untuk mengantisipasi itu telah ada mesin digitalisasi yaitu mesin untuk menghambat atau mengurangi pengetab- pengetab itu namun masih ada kekurangan.
Alat digitalisasi itu untuk membaca langsung nomor kendaraan yang melakukan pengisian di SPBU.
Penggelolah SPBU Ahmad Yani juga mengaskan tidak ada permaian antara operator yang bermain dengan pengetab- pengetab BBM.
“ Kalau kelaangkahan BBM macanya tidak ada,hanya saja kami di atur kitirnya oleh pertamina” tegas Amir. ( AR )